Senin, 26 September 2016

Makalah Perkembangan dan Ruang Lingkup Psikologi

MAKALAH RUANG LINGKUP DAN                      PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Psikologi
Dosen pengampu: Luluk Muasomah, S.Ag, M.Pd.I.




Disusun Oleh :
Yolanda Fifiana Dwi Mukti
Istiqomah


INSTITUT AGAMA ISLAM NGAWI
FAKULTAS TARBIYAH
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkatkan sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas kuliah Pengantar Psikologi. Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Psikologi, Luluk Muasomah, S.Ag, M.Pd.I. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.











DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………... i
DAFTAR ISI………………………………………………………….. ii
BAB I…………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN………………………………………………….….. 1
LATAR BELAKANG……………………………………….. 1
RUMUSAN  MASALAH…………………………………….. 1
TUJUAN PENULISAN………………………………………. 2
MANFAAT PENULISAN……………………………………..2
BAB II………………………………………………………………....3
PEMBAHASAN…………………………………………………………3
PENGERTIAN PSIKOLOGI………………………………….3
SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI…………………………..7
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI……………………………..8
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI…………………………….12
BAB III…………………………………………………………………17
PENUTUP…………………………………………………………......17
KESIMPULAN………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..19

 BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dengan perubahan itu pula ilmu psikologi ikut berkembang dan berubah menjadi sebuah bidang ilmu yang berdiri sendiri. Pada mulanya psikologi adalah ilmu yang berasal dari filsafat.
Sebagaimana dikatakan diatas, bahwa psikologi itu berasal dari ilmu filsafat kemudian memisahkan diri dan menjadi sebuah bidang ilmu yang berdiri sendiri. Adapun ilmu psikologi itu secara umum membahas tentang kejiwaan manusia dan segala unsur-unsur yang membentuk kejiwaan manusia itu sendiri.
Karena begitu luasnya jangkauan pembahasan tentang psikologi itu sendiri, maka dalam makalah ini akan kita bahas secara khusus tentang ruang lingkup dan perkembangan psikologi yang mencangkup : pengertian psikologi, sejarah singkat psikologi, ruang lingkup psikologi, dan perkembangan psikologi.


B. RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian psikologi?
Bagaimana sejarah singkat psikologi?
Bagaimana ruang lingkup psikologi?
Bagaimana perkembangan psikologi?


C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui pengertian psikologi
Untuk mengetahui sejarah singkat psikologi
Untuk mengetahui ruang lingkup psikologi
Untuk mengetahui perkembangan psikologi


D. MANFAAT PENULISAN
Membantu mahasiswa memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya tentang Ruang Lingkup Dan Perkembangan Psikologi.
Memberikan informasi mendalam kepada mahasiswa tentang pengertian psikologi, sejarah singkat psikologi, ruang lingkup psikologi, dan perkembangan psikologi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari perkataan yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.
Psikologi juga dapat di artikan sebagai sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organik behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar.
Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah, social, dan lingkungan.
Proses belajar ialah proses untuk mengingatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai baru, dan kecakapan baru sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses dalam menghadapi kontradiksi dalam hidup. Jadi jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai kebudayaan dan kecakapan-kecakapan.
Bila dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti ilmu pasti, ilmu alam dan lain-lain maka ilmu jiwa dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang serba kurang tegas, sebab ilmu itu mengalami perubahan, tumbuh, berkembang untuk mencapai kesempurnaan. Namun demikian ilmu ini sudah merupakan cabang ilmu pengetahuan.
Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat dilihat oleh diri kita. Demikian pula hakikat jiwa, tak seorang pun dapat mengetahui.
Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang dapat menetahui jiwa seseorang dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnya. Karena itu psikologi mempunyai;
Objek tertentu.
Metode penelitian tertentu
Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.
Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai penekanan yang berbeda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda.
Diantara pengertian para ahli itu, antara lain sebagai berikut:
Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa: psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
John Broadus Waston, memandang psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respons).
Wilhelm Wundt, tokoh psikologi eksperomental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti: penggunaan pancaindra,  pikiran, perasaan (feeling) dan kehendak.
Woodworth dan marquis
psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Knight and Knight
Psikologi ialah ilmu yang mempelajari secara sistematis tentang pengalam dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan tidak normal, individu atau social.
Hilgert
Psikologi mempelajari tingkahlaku manusia dan hewan lainnya.
Ruch
Psikologi mempelajari tentang manusia. Definisi ini terlalu meluas yang paling tepat, psikologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu biologi dan ilmu social, yang saling melengkapi, dan saling berhubungan.
Clifford T. Morgan
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
 Edwin G. Boring and Herbert S. Langfeld
Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.
 Garden Murphy
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Pengertian psikologi diatas menunjukkan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut berasal dari adanya titik tolak para ahli dalam mempelajari dan membahas kejiwaan yang kompleks.
Dari beberapa definisi di atas kita dapat mengetahui unsur-unsur psikologi. Unsur-unsur tersebut adalah:
Tingkah laku atau perbuatan
Tingkah laku atau perbuatan mempunyai arti yang lebih kongkrit (nyata) dari pada jiwa. Sehingga perilaku akan lebih mudah untuk dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku kita tetap akan dapat mempelajari jiwa. Perbuatan terbagi menjadi 2 yaitu:
Perbuatan overt (terbuka)
Perilaku yang dapat diamati langsung melalui panca indra dan kasat mata
Perbuatan Convert (tertutup)
Perilaku yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung, melalui alat-alat atau metode khusus, misalnya sedih, takut, ingatan, bahagia, berpikir, dan lain-lain.
Manusia
Sebagai objek materiil psikologi adalah manusia yang paling membutuhakan ilmu psikologi dalam berbagai aspek kehidupan. Hewan menjadi objek studi psikologi, tetapi hanya sebagai perbandingan saja atau untuk mencari fungsi-fungsi psikologis yang paling sederhana yang sulit dipelajari pada manusia karena struktur psikologis manusia yang rumit.
Lingkungan
Lingkungan adalah tempat manusia hidup, beradaptasi dan mengembangkan dirinya. Manusia diciptakan dengan memiliki akal budi, sehingga manusia dapat menyusun simbol-simbol yang berupa bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, agama dan sebagainya. Dengan simbol-simbol itulah manusia dapat menguasai dunianya, baik dalam fisiknya (sungai, gunung, udara, dan lain-lain) maupun alam sosialnya (orang-orang di sekitarnya).


B. SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI
Jiwa manusia sejak zaman Yunani telah menjadi topik pembahasan para filosof, namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru di mulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman. Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu Fasal (Phisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM) dan Socrates (469-399 SM), telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus-menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Pada waktu itu belum ada pembuktian-pembuktian empiris, melainkan berbagai teori dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka. Psikologi benar-benar masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti semmurni-murninya.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang mengutarakan yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophysical paralellism), John Locke (1623-1704) dengan teori tabula rasa  mengemukakan, bahwa jiwa anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya masalah kejiwaan dibahas pula oleh para ulama Islam seperti Imam Al Gazali (wafat 298 H), Al ‘Asyari (wafat 606 H). pembahasan masalah psikologis merupakan bagian dari ilmu usulluddin dan ilmu tasawwuf.
Di samping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal juga menyellidiki gejala kejiwaan melalui eksperiment-eksperimen. Walaupun mereka menggunakan metode ilmiah (empiris),namun yang mereka selidiki teruama tentang urat syaraf pengindraan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat sensoris dan motoris di otak, serta hokum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf-syaraf tersebut. Dengan demikian, gejala kejiwaan yang mereka selidiki hanya merupakan bagian dari objek ilmu faal dengan metode yang lazim digunakannya. Di antara para tokohnya adalah: C. Bell (1774-1842), F. Magendie (1758-1855), J.P. Muller (1801-1858), P. Broca (1824-1880) dan I.P. Pavlov (1849-1936).
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa di mana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari secara lebih sistematis dan objektif. Selain metode eksperimen digunakan pula metode instropespeksi oleh W. Wundt. Gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran hukum. Ia dikenal sebagai sosiolog dan filosof dan orang pertama yang mengaku dirinya sebagai psikolog. Ia di anggap sebagai bapak psikologi. Sejak itu psikologi berkembang pesat dengan bertambahnya sarjana psikologi, penyusun teori-teori psikologi dan keragaman pemikiran-pemikiran baru. Psikologi mulai bercabang ke dalam berbagai aliran.

C. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
Di tinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan.
Dalam tulisan ini tidak akan dibicarakan psikologi yang membicarakan hewan atau psikologi hewan. Yang akan dibicarakan dalam tulisan ini ialah psikologi yang berobjekkan manusia, yang sampai pada saat ini, orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang bersifat khusus.
Psikologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
Psikologi khusus ini terdiri atas bermacam-macam, antara lain:
Psikologi Perkembangan
Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai masa tua yang mencangkup:
Psikologi anak (mencangkup masa bayi)
Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda)
Psikologi orang dewasa
Psikologi orang tua
Psikologi Sosial
Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi social.
Psikologi pendidikan
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian siswa agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
Psikologi Kepribadian dan Tipologi
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia
Psikopatologi
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tak normal (abnormal).
Psikologi Kriminal
Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
Psikologi Perusahaan
Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal  perusahaan.

Psikologi khusus masih berkembang terus sesuai dengan bidang-bidang berperannya psikologi. Pada umumnya, psikologi khusus merupakan psikologi praktis yang diaplikasikan sesuai dengan bidangnya.
Disamping dipelajari secara praktis, psikologi dapat dipelajari secara teoris. Psikologi dipelajari secara teoris apabila orang dalam mempelajari psikologi itu untuk ilmu itu sendiri, tidak dihubungkan denganda soal praktek. Sedangkan yang praktis psikologi dipelajari dengan menghubungkan dengan segi praktek. Dalam segi praktis ini orang mencari jalan untuk mempraktekkan psikologi dalam kehidupan sehari-hari.
Karena itu psikologi dipelajari secara praktis dapat dipraktekkan dalam macam-macam bidang, misalnya dalam bidang pendidikan (psikologi pendidikan), dalam bidang industry atau perusahaan (psikologi industri atau psikologi perusahaan), dalam bidang kilnik (psikologi klinik), dan sebagainya.
Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa manusia ternyata banyak mendapatkan kesulitan karena objek penyelidikannya adalah abstrak, yang tidak dapak diselidiki secara langsung, tetapi diselidiki keaktifan-keaktifannya yang terlibat melalui manifrestasi tingkah laku atau perbuatan. Dapat dimisalkan bila kita mempelajari tentang angin, objeknya sendiri secara langsung tidak dapat dilihat, namun dari  keaktifan-keaktifannya, bila ada daun yang bergerak atau berterbangan, maka ia jelas ada, seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa.
Telah kita ketahui bahwa setiap ilmu pengetahan mempunyai objek tertentu dalam pembahasannya. Objek ilmu tumbuh-tumbuhan misalnya mempercakapkan tentang tumbuh-tumbuhan. Objek ilmu hewan ialah dunia hewan. Objek ilmu falak ialah matahari, bulan, bintang, dan benda luar angkasa lainnya.
Demikian juga psikologi memiliki objek, yaitu jiwa. Sampai sekarang belum ada seorangpun yang dapat mengetahui tentang jiwa karena ia adalah abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dirasa, dicium, ataupun diraba dengan panca indra kit. Karena itulah pada mulanya ia diselubungi oleh rahasia dan pernyataan gaib yang ahli pada zaman itu mencoba menerangkan  dan menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan filosofis dan metafisis.
Ditinjau dari segi objeknya, maka psikologi dapat dibagi  sebagai berikut :
Psikologi metafisika (meta= di balik, di luar; fisika = alam nyata)
Yang menjadi objek ialah hal-hal yang mengenai asal usul jiwa, wujud jiwa akhir jadinya, sesuatu yang tidak berwujud nyata dan tidak pula diselidiki dengan ilmu alam biasa atau fisika. Oleh karena itu, psikologi tersebut dinamakan Psikologi Metafisis.
Psikologi Empiris ( empiri = pengalaman)
Dalam abad-abad kemudian para ahli dan pujangga lebih mengutaman pada ratio (misalnya Descrastes). Ia mengatakan bahwa psikologi yang benar hanya diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman percobaan.
Akal adalah sumber segala kebenaran. Ilmu pengetahuan harus diuraikan dengan kekuatan ratio; yang semenjak lahir mengandung pengertian sejati dan kebenaran.
Dipengaruhi oleh aliran rationalisme, maka para ahli menyelidiki dan menguraikan pengertian sejati dan kebenaran.
Dipengaruhi oleh aliran rationalisme, maka timbulah aliran empirisme, yang dipelopori oleh Bacon dan John Locke. Menurut ahli empiri, psikologi tidak dapat didasarkan dan diuraikan dengan filsafah atau teologi, melainkan harus berdasarkan pengalaman. Semua peristiwa diamati, dikumpulkan, dan dari hasil pengalaman nyata itu diambillah suatu kesimpulan atau ketentuan.
Jalan penyelidikan dengan induksi ini seterusnya dalam perkembangan psikologi sangat berfaedah, dan baconlah yang di anggap sebagai bapak medote induktif. Olehnya pernyataan jiwa itu diselidiki dengan jalan empiri dengan pengamatan sendiri dan percobaan. Dalam hal ini John Locke mengatakan, bahwa jiwa adalah bagaikan kertas putih bersih yang dapat dilukis dengan adanya pengalaman-pengalaman. Karena psikologi ini mempelajadi gejala-gejala nyata dan positif, maka psikologi ini disebut dengan psikologi positif.
Untuk memperoleh bahan-bahan, psikologi empiris kadang-kadang digunakan percobaan atau eksperimen.
Psikologi Behaviourisme (behaviuor = tingkah laku)
Psikologi adalah pengetahuan yang mempelajari tingkah laku (behavior) manusia. Aliran ini timbul pada abad 20 dipelopori oleh Mac Dougall.
Behaviourisme tidak menyelidiki kesadaran dan peristiwa psikis karena hal ini adalah abstrak, tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercayai. Oleh sebab itu ahli-ahli faham ini memegang prinsip-prinsip:
Objek psikologi adalah behavior, yaitu gerak lahir yang nyata, atau reaksi-reaksi manusia terhadap perangsang-perangsang tertentu.
Unsure behavior adalah reflek, yaitu reaksi tak sadar atas perangsang dari luar tubuh, maka psikologi ini terkenal dengan nama nehaviourisme.

D. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
Semenjak zaman purbakala jiwa telah menjadi objek pernyataan dan penyelidikan manusia. Di Yunani Kuno misalnya para ratusan tahun sebelum tarikh Masehi, ahli-ahli pikir telah mencoba menyingkap tabir rahasia jiwa yang gaib itu dengan tinjauan berdasarkan falsafah masing-masing.
Pada zaman itu psikologi belum merupakan ilmu yang berdiri sendiri, tetapi termasuk suatu cabang dari induk ilmu, yakni filsafat. Segala sesuatu bersumber pada filsafat dan diuraikan berdasarkan filsofi. Penyelidikan atau percobaan belum dilakukan dengan sempurna. Metode yang dipakai ialah metode deduktif dan psikologinya disebut psikologi.
Yang menjadi objek ialah hal-hal mengenai asal usul jiwa, wujud jiwa, akhir jadinya dan sebagainya. Objek-objek ini adalah soal di luar alam nyata, dan tidak berwujud dengan nyata, penyelidikanpun tidak dengan ilmu alam biasa/fisika. Oleh karena itu psikologi itu disebut dengan ilmu merafisis.
Di Asia seperti India, ahli-ahli mengutamakan psikologi batin atau parapsikologi, yaitu mengenai peristiwa dan kodrat jiwa umpamanya mengenai hubungan batin antara orang yang berjauhan, hubungan dengan roh-roh, hubungan dengan pengaruh-pengaruh gaib dan sebagainya. Di Eropa sampai abad pertengahan (1500-1789) psikologi filosofis dan matematis itulah yang menjadi pegangan.
Di samping itu, timbul pula aliran skolastik yang dipelopori oleh Thomas Aquino, seorang ulama Katolik. Ia mengatakan bahwa tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Keyakinan dan faham agama menjadi dasar utama dari metode serta uraian-uraiannya. Manusia mempunyai kesanggupan berpikir dan berkemauan,dan juga kesanggupan luhur, yakni kesanggupan yang memungkinkan adanya hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Tetapi dalam abad-abad selanjutnya, para ahli dan pujangga mengutamakan ratio (akal), misalnya Descartes (± 1625). Ia mengatakan bahwa ilmu yang benar hanya dapat diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman atau percobaan. Akal adalah sumber segala kebenaran. Psikologi harus diuraikan dengan kekuatan ratio yang semenjak lahirnya mengandung pengertian sejati dan kebenaran. Karena itu, aliran ini disebut rationalisme, yang menyelidiki dan menguraikan proses-proses jiwa dan gejala-gejala jiwa.
Berbeda dengan aliran rationalisme, timbul pula aliran empirisme, yang dipelopori oleh Bacon (± 1600) dan John Locke (±1675). Menurut ahli-ahli empiris, psikologi tidak dapat didasarkan dan diuraikan dengan falsafah atau teologi. Melainkan harus berdasarkan pengalaman-pengalaman. Peristiwa-peristiwadiamati, dikumpulkan kemudian hasil pengalaman itu diambil kesimpulan atau ketentuan. Nyatalah bahwa cara ini menentukan suatu kaidah umum dari keterangan khusus. Metode ini terkenal dengan Metode Induktif.
Dalam abad ke 17 sampai abad 19, psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam. Mereka menganggap bahwa jiwa pun tunduk kepada hukum alam biasa. Maka mereka menyelidiki dan menguraikan proses dan pernyataan psikis menurut ketentuan dan hukum alam. Yaitu hukum sebab akibat (kausal). Gejala psikis adalah akibat perangsang dari luar serta perubahan otak dan syaraf.
Terpengaruh oleh perkembangan ilmu kimia, yang menyatakan bahwa sesuatu itu terjadi dari zat terkecil dari unsure pokok, maka dalam psikologi dicari unsure terkecil yang menjadi elemen pokok bagi jiwa. Ahli-ahli itu berpendapat, bahwa jumlah atau kumpulan unsurmewujudkan keseluruhan atau kebulatan yang berarti. Dengan demikian, jiwa dianggap sebagai benda mati atau mesin saja, yang prosesnya berlangsung mekanis dan tunduk pada hukum-hukum yang pasti. Manusia diperlakukan sebagai objek belaka. Pribadinya tidak dapat dipengaruhi atau mengatur proses dan pernyataan psikisnya sendiri. Perpaduan ini disebut assosiasi. Unsure-unsur berpadu dengan sendirinya menjadi suatu kebulatan (totalitet) menurut hukum-hukum asosiasi, yang kemudian disebut Psikologi Asosiasi.
Karena unsure-unsur/elemen-elemen yang berdiri sendiri itu kemudian menjadi satu kebulatan, yang berarti merupakan suatu mozaik (suatu yang tersusun dari bagian-bagian lepas), maka psikologi itu kemudian dinamakan psikologi mozaik atau psikologi keelemenan.
Kemudian pada tahun 1832-1920 datanglah Wundt yang berpendirian berbeda dengan psikologi asosiasi atau psikologi mozaik itu. Menurutnya asosiasi memang ada jika jiwa (kesadaran) dalam keadaan pasif. Dalam keadaan aktif proses psikis berlangsung karena appersepsi, yang member arah dan mengatur proses pernyataan jiwa. Tegasnya, ia berpendapat bahwa aku atau pribadi manusia adalah aktif, dan dapat mempengaruhi proses pernyataan jiwa serta member corak kepadanya. Sedangkan paham asosiasi menyatakan bahwa totalitet sama saja dengan jumlah unsure yang lepas, maka paham appresepsi menyatakan bahwa kompleks dan proses psikis adalah suatu totalitet yang lebid daripada jumlah kumpulan unsure belaka.
Karena itu, Wundt disebut pelopor psikologi modern. Seperti psokologi gestalt, psikologi struktur dan sebagainya, paham dan eksperimennya sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu seterusnya, yaitu sejak tahun 1900 sampai sekarang.
Secara singkat perkembangan psikologi tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut :











Psikologi adalah ilmu yang masih muda. Ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri sejak 1879 pada waktu didirikannya laboratorium psikologi yang pertama oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) di Leipzig, Jerman.
Meskipun demikian, sebagaimana dikatakan diatas, yaitu sejak zaman Yunani kuno. Ahli-ahli filsafat di antaranya Plato dan Aristoteles banyak sekali mengemukakan pemikiran-pemikiran mengenai gejala-gejala psikologis. Kemudian, Descartes (1496-1650) datang dengan semboyannya: CogitoErgo Sun (saya berfikir maka saya ada) dan sejak itu timbul aliran mementingkan kesadaran dalam psikologi.
Setelah itu, ilmu lainnya memberi pengaruhnya terhadap pertumbuhan psikologi, antara lain biologi, ilmu alam, dan ilmu kimia. Hal ini terjadi karena para ahli dari ilmu-ilmu itu juga mulai memperhatikan gejala-gejala psikologi.
Nyatalah di sini, bahwa meskipun pada saat itu psikologi tidak lagi mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu alam dan biologi, tetapi dahulu ilmu-ilmu itu ikut memberikan sumbangan bagi lahirnya psikologi sebagi ilmu yang berdiri sendiri.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyehe yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baaik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.
Jiwa manusia sejak zaman Yunani telah menjadi topik pembahasan para filosof, namun psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelrn Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman. Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu masa sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Ditinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan besar yaitu:
psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan.
Dalam abad ke 17 sampai abad 19, psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam. Mereka menganggap bahwa jiwa pun tunduk kepada hukum alam biasa. Maka mereka menyelidiki dan menguraikan proses dan pernyataan psikis menurut ketentuan dan hukum alam, yaitu hukum sebab akibat. Gejala psikis adalah akibat perangsang dari luar serta perubahan otak dan syaraf.
Terpengaruh oleh perkembangan ilmu kimia yang menyatakan bahwa sesuatu itu terjadi dari zat terkecil dari unsure pokok, maka dalam psikologi dicari pula unsure terkecil yang menjadi elemen pokok bagi jiwa. Ahli-ahli itu berpendapat bahwa  jumlah atau kumpulan unsure mewujudkan keseluruhan atau kebulatan yang berarti. Dengan demikian jiwa dianggap sebagai benda mati atau mesin saja, yang prosesnya berlangsung mekanis dan tunduk pada hukum-hukum yang pasti. Manusia diperlakukan sebagai objek belajaa. Pribadinya tidak dapat dipengaruhi atau mengatur proses dan pernyataan psikisnya sendiri. Perpaduan ini disebut asosiasi. Unsure-unsur berpadu dengan sendirinya menjadi suatu kebulatan (totalitet) menurut hukum-hukum asosiasi, yang demikian disebut psikologi asosiasi.
Karena unsure/elemen yang berdiri sendiri itu kemudian menjadi suatu kebulatan, yang berarti merupakan suatu mozaik, maka psikologi itu kemudian dinamakan Psikologi mozaik.
Pada tahun 1832-1920 datanglah Wundt yang berpendirian berbeda dengan psikologi asosiasi atau psikologi mozaik itu. Karena pendapatnya itulah yang akhirnya Wundt disebut sebai pelopor psikologi modern.
























DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Ahmad.2008.Psikologi Umum.Bandung : Pustaka Setia


https://id.m.wikipedia.org/wiki/psikologi di akses pada 15 September 2016 pada 21.47 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar